Minggu, 25 Desember 2011

Modal


Beberapa hari yang lalu, seorang teman merasa khawatir menjelang ujian atau evaluasi bulanan. Evaluasi tersebut digunakan sebagai tolak ukur efektivitas proses belajar mengajar. Ujian ibarat pertanggungjawaban atas segala kegiatan para siswa untuk dinilai dan dilaporkan. Setiap kegiatan selalu dievaluasi dan dipertanggungjawabkan.

Di lain tempat, setiap perusahaan akan mengadakan pertemuan rutin yang biasanya diadakan sebulan sekali sebagai ajang evaluasi atas kinerja di setiap lininya, entah bagian keuangan, pemasaran, SDM, maupun operasinya. Hal ini dilakukan salah satunya untuk menemukan kesalahan atau kelemahan yang harus diperbaiki.

Nah, bagaimana dengan kehidupan kita? Apakah sama?

Mari kita simak.

Allah memberi kita modal yang berupa waktu, kesehatan tenaga dan pikiran, dan juga rizki berupa uang yang diberikan melalui perantara orang lain. Kita diberi waktu 24 jam dalam sehari, tenaga yang prima saat bangun tidur, pikiran yang bisa menghafal, mengingat, dan menghasilkan ide-ide brilian, maupun uang yang berapapun jumlahnya.

Sudahkah kita optimal menggunakannya sesuai dengan tujuan pemberian?

Tanyakan pada diri kita masing-masing jawabannya.

Barangkali kita belum menemukan jawaban yang pasti, atau memang dianggap sebagai hal yang kurang begitu penting untuk ditemukan jawabannya. Namun yang pasti, setiap modal yang diberikan akan dimintai pertanggung jawaban nantinya.

Sama seperti ujian semester para siswa di sekolah atau rapat evaluasi bulanan di perusahaan, kita nantinya akan menemui masa pertanggung jawaban atas “modal” yang kita terima. Masa itu adalah ketika kita menghadap sang Khaliq.

Meski demikian terdapat hal berbada terjadi. Jikalau ujian sekolah maupun rapat evaluasi masih ada kesempatan untuk berbuat lebih baik di periode selanjutnya, namun kehidupan yang telah diambil tidak akan dikembalikan lagi meskipun hanya sedetik. Sekali dicabut tidak akan dikembalikan. Siap ataupun tidak.

Di sinilah kita tersadarkan tentang kehati-hatian dalam penggunaan modal tersebut, dan seberapa jauh kesiapan untuk mempertanggungjawabkannya. Kapanpun dan di manapun. Jadi, siapkah kita mempertanggungjawabkannya sekarang?