Selasa, 27 Desember 2011

Formula Doremi


Akhir-akhir ini saya suka sekali mendengarkan lagu “Doremi”-nya Budi. Lagu sederhana tapi sangat unik. Pertama kali mendengarkan lagu ini, musiknya “easy to listen” yang didominasi suara gitar akustik. Namun yang paling membuat saya tertarik adalah liriknya. Bukan dari isinya, melainkan rangkaian kata-katanya.

Dilihat dari judulnya, barangkali sudah bisa ditebak. Ya, dari akronim “do-re-mi-fa-sol-la-si-do” itulah lirik lagu dibangun. Dan kemudian dikembangkan menjadi lagu yang kreatif.

Terisnpirasi dari lagu tersebut, saya mencoba menguraikan “doremi” versi saya sendiri. Meskipun belum mengantongi izin dari pengarang lagu, mudah-mudahan bukan merupakan hal yang ilegal. Hehehe!

Semua orang memiliki impian pastinya. Untuk menggapainya, setiap orang harus memiliki sebuah langkah-langkah atau cara sendiri. Berikut adalah formula DOREMI yang menurut saya telah dilakukan oleh banyak orang-orang yang sukses di bidangnya.

Do : Dorongan yang kuat (Motivation)
Ro : Rencana yang baik (Plan)
Mi : Miliki keteguhan hati (Persistency)
Fa : Fahami hal-hal yang membuatmu malas dan hindarilah (Learn)
So : Solat dan berdoalah kepada tuhan (Pray)
La : Lakukan ikhtiar dan sepenuh hati (Action)
Si : Sisihkan waktu untuk evaluasi (Evaluation)
Do : Do not forget to share your success to other people (concern)

Mungkin terkesan dipas-paskan, tapi lebih baik pakai uang pas dari pada tidak ada kembalian (maksudnya??? Hahaha).

Bisa jadi setiap orang memiliki formula yang berbeda untuk sukses. Tapi percayalah segala sesuatu mempunyai harga yang harus dibayar. Dan “formula” akan memudahkan anda untuk mencapai impian. Jadi, nyanyi yuk, Do...re...mi... (^_^)

Senin, 26 Desember 2011

Energi Waktu


“Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan, energi hanya dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya”. Begitulah bunyi salah satu pelajaran Fisika. Hukum kekekalan energi ini mempunyai kesamaan dengan waktu, yakni sama-sama tidak dapat diciptakan (oleh manusia).

Namun berbeda dengan energi yang tidak bisa musnah, waktu akan senantiasa musnah (hilang) di setiap detiknya. Digunakan ataupun tidak.

Kita semua punya waktu yang sama. 24 jam dalam satu hari, 7 hari dalam seminggu, dst. Modalnya sama antara satu orang dengan yang lain. Tetapi jika kita perhatikan, ada beberapa orang mencapai hasil yang lebih banyak, besar, dan bermanfaat. Sementara sebagian yang lain hanya biasa-biasa saja.

Ternyata perbedaan mencolok terdapat pada “pengubahan” atau pemindahan dari penggunaan “energi” tersebut. Ada yang menggunakannya dengan pekerjaan yang membuatnya “merangkak”, “berjalan”, atau “berlari” menuju impiannya. Tidak sedikit pula orang yang menghabiskannya hanya untuk hal-hal yang malah membuatnya malah menjauh dari tujuan hidupnya.

Mengutip sebuah iklan layanan masyarakat yang kurang lebih berbunyi “bijaklah dalam penggunaan energi listrik untuk masa depan yang lebih baik”. Begitu pula seharusnya dalam penggunaan waktu. Sehingga, jika semakin bijak seseorang menggunakan waktunya, maka akan menjadi semakin besar energi yang dimilikinya untuk mengejar impiannya.

Minggu, 25 Desember 2011

Modal


Beberapa hari yang lalu, seorang teman merasa khawatir menjelang ujian atau evaluasi bulanan. Evaluasi tersebut digunakan sebagai tolak ukur efektivitas proses belajar mengajar. Ujian ibarat pertanggungjawaban atas segala kegiatan para siswa untuk dinilai dan dilaporkan. Setiap kegiatan selalu dievaluasi dan dipertanggungjawabkan.

Di lain tempat, setiap perusahaan akan mengadakan pertemuan rutin yang biasanya diadakan sebulan sekali sebagai ajang evaluasi atas kinerja di setiap lininya, entah bagian keuangan, pemasaran, SDM, maupun operasinya. Hal ini dilakukan salah satunya untuk menemukan kesalahan atau kelemahan yang harus diperbaiki.

Nah, bagaimana dengan kehidupan kita? Apakah sama?

Mari kita simak.

Allah memberi kita modal yang berupa waktu, kesehatan tenaga dan pikiran, dan juga rizki berupa uang yang diberikan melalui perantara orang lain. Kita diberi waktu 24 jam dalam sehari, tenaga yang prima saat bangun tidur, pikiran yang bisa menghafal, mengingat, dan menghasilkan ide-ide brilian, maupun uang yang berapapun jumlahnya.

Sudahkah kita optimal menggunakannya sesuai dengan tujuan pemberian?

Tanyakan pada diri kita masing-masing jawabannya.

Barangkali kita belum menemukan jawaban yang pasti, atau memang dianggap sebagai hal yang kurang begitu penting untuk ditemukan jawabannya. Namun yang pasti, setiap modal yang diberikan akan dimintai pertanggung jawaban nantinya.

Sama seperti ujian semester para siswa di sekolah atau rapat evaluasi bulanan di perusahaan, kita nantinya akan menemui masa pertanggung jawaban atas “modal” yang kita terima. Masa itu adalah ketika kita menghadap sang Khaliq.

Meski demikian terdapat hal berbada terjadi. Jikalau ujian sekolah maupun rapat evaluasi masih ada kesempatan untuk berbuat lebih baik di periode selanjutnya, namun kehidupan yang telah diambil tidak akan dikembalikan lagi meskipun hanya sedetik. Sekali dicabut tidak akan dikembalikan. Siap ataupun tidak.

Di sinilah kita tersadarkan tentang kehati-hatian dalam penggunaan modal tersebut, dan seberapa jauh kesiapan untuk mempertanggungjawabkannya. Kapanpun dan di manapun. Jadi, siapkah kita mempertanggungjawabkannya sekarang?