Rabu, 29 Februari 2012

BAHASA GLOBAL ( A GLOBAL LANGUAGE)


BAHASA DUNIA (A GLOBAL LANGUAGE)

“Saluton.”

“Saluton. Kiel vi fartas?”

“Bonege, dankon.”

Pernahkan Anda mendengar bahasa tersebut? Barangkali ini terdengar seperti bahasa-bahasa di negara-negara Eropa, semisal bahasa Spanyol dan Jerman. Tetapi bukan keduanya. Melainkan bahasa Esperanto. Mungkin Anda pernah mendengar sebelumnya. Yakni bahasa dunia paling terkenal yang pernah ditemukan.

Konflik dan kekacauan berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat. Hal ini membuat beberapa orang melarikan diri dan bersembunyi. Serta membuat orang lain merasa marah terhadap dunia dan orang-orang di dalamnya. Namun beberapa orang mencoba dan menemukan sebuah cara untuk merubah keadaan.

Ludovic Lazurus Zamenhof adalah salah satu dari orang-orang tersebut. Zamenhof lahir pada tahun 1859. Dia tinggal di kota Bialystok, Polandia. Pada waktu itu kota tersebut merupakan bagian dari wilayah Russia. Ada tiga kelompok etnis utama di kota tersebut; Poles, Belorussia, dan Yahudi. Konflik antara ketiga kelompok tersebut membuat prihatin Zamenhof muda.

Sebagai seorang Yahudi, kehidupan tidaklah mudah. Beberapa tahun lalu, banyak orang-orang Yahudi melarikan diri ke Polandia untuk keselamatan. Tetapi onflik terus berlanjut. Bahkan anak-anak merupakan bagian dari konflik. Mereka berkelahi di sekolah dan di jalan-jalan. Zamenhof tumbuh di sebuah lingkungan dengan kebencian dan ketakutan yang mendalam.

Bagaimanapun Zamenhof tidak merasakan kebencian dan kemarahan di dalam dirinya. Beberapa orang mengatakan ibunya lah yang membuatnya menjadi pribadi yang baik. Ibunya percaya bahwa semua manusia adalah anak dari tuhan yang tercinta (sesuai keyakinannya). Zamenhof muda mulai memikirkan cara-cara untuk merubah lingkungan di mana dia tinggal.

Zamenhof percaya bahwa hambatan-hambatan dalam berbahasa merupakan bagian besar dari permasalahan. Dia berpikir jika orang-orang berbicara bahasa yang sama, mereka akan berkomunikasi dengan lebih baik. Sebagai seorang bocah, dia percaya bahwa persamaan bahasa akan mengakhiri kebencian. Dia memimpikan sebuah akhir dari kebencian politik dan rasial. Dia memimpikan sebuah dunia yang bersatu.

Zamenhof memulai percobaan dalam pembuatan suatu bahasa internasional. Pada awalnya dia mencoba menciptakan sebuah bahasa dengan kaya tata bahasa. Tetapi ini menjadi sangat sulit dipahami. Zamenhof mempelajari banyak bahasa, termasuk Bahasa Jerman, Perancis, Latin, dan Yunani. Dia memutuskan bahwa bahasa internasional harus sesederhana mungkin. Dia bekerja keras selama bertahun-tahun. Dia memulai dengan “uji” bahasa.

Bagaimana ia menguji suatu bahasa yang baru? Zamenhof mencoba menterjemahkan buku-buku, cerita-cerita, doa-doa yang ada, dan bagian dari injilnya kaum kristiani. Mari kita dengar bagaimana hasilnya Esperanto.
“Cio estigis per li; kaj aparte de li estigis nenio, kio estigis. En li estis la vivo, kaj la vivo estis la lumo de la homoj. Kaj la lumo brilas en la mallumo, kaj la mallumo gin ne venkis.”
Yang artinya, “dan dengan kata ini, Tuhan menciptakan segala sesuatu. Tiada satupun dibuat tanpa kata (nama). Segala yang diciptakan Tuhan menerima kehidupan darinya. Dan kehidupan-Nya memberi cahaya untuk semua orang. Cahaya terus bersinar dalam kegelapan. Dan kegelapan tidak pernah menghentikan kegelapan.”

Setelah Zamenhof telah menguji bahasa tersebut, dia mempublikasikan bukunya. Dia menyebutnya, ‘Lingvo internacia. Antauparolo kaj plena lernolibro.’ Yang artinya ‘Bahasa Internasional, prakata dan buku teks.”
Zamenhof tidak mencantumkan nama aslinya dalam buku itu. Dia menggunakan nama ‘Doktoro Esperanto.’ Yang artinya ‘doktor yang penuh harapan’
Jadi, coba kita lihat Esperanto lebih dekat. Sekitar 75% dari kosakatanya berasal dari bahasa latin dan bahasa Romance seperti bahasa Perancis.

Sekitar 20% berasal dari bahasa Jerman dan Inggris. Dan sisanya berasal dari bahasa Russia, Polandia dan Yunani. Alfabet Esperanto memiliki 28 huruf. Huruf tersebut merupakan ‘phonetic’, artinya masing-masing diucapkan sesuai dengan tulisannya. Tidak ada pengecualian. Kebanyakan tata bahasa dari Esperanto mengikuti satu dari 16 aturan dasar tata bahasa Inggris.
Dalam esperanto semua kata benda berakhir dengan ‘O’. Contoh, kata ‘bird’ (burung dalam bahasa Inggris) adalah ‘birdo.’ Jika Anda ingin mengatakan lebih dari satu ‘bird’, ini menjadi ‘birdoj’

Berikut adalah hal menarik lainnya. Jika Anda menambahkan ‘mal’ di awal kata, hal ini akan menjadikan lawan katanya. Contoh- alta berarti tinggi. Malalta berarti pendek (rendah). Seka berarti kering. Malseka berarti basah. Pura berarti besih. Bisakah Anda menebak untuk kotor? Malpura!

Tidak satupun orang mengetahui dengan pasti berapa banyak penutur Esperanto. Beberapa orang menaksir sekitar 2.000.000. hal ini berdasarkan informasi sebagaimana jumlah penjualan buku bahasa Esperanto dan pengguna internet. Esperanto kebanyakan digunakan di Eropa bagian timur dan tengah.

Penutur Esperanto telah mengembangkan beberapa adat kebiasaan tertentu yang mirip. Tetapi banyak orang memperdebatkan bahwa ‘bahasa internasional’ seharusnya tidak memiliki budaya tertentu. Mereka mengatakan bahwa suatu bahasa internasional seharusnya menghindari pembagian rasial dan kultural.

Penutur Esperanto mengatakan bahwa bahasa Esperanto menjadikan komunikasi lebih mudah ketika bepergian. Mereka mengatakan bahwa Esperanto adalah bahasa kedua yang baik- lebih baik daripada yang lainnya seperti bahasa Perancis, Spanyol, Inggris.


Faktanya, orang-orang di beberapa tempat di dunia menggunakan bahasa-bahasa tersebut-lebih banyak daripada Esperanto. Tetapi ada banyak juga penutur asli bahasa-bahasa tersebut.

Ide dari Esperanto adalah bahasa ini menjadikan setiap orang sederajat- karena bahasa tersebut tidak dimiliki kelompok tertentu manapun. Bahasa Esperanto dimiliki komunitas internasional! Zamenhof berharap bahwa ini akan mempersatukan semua orang- dan membantu sebuah dunia yang damai.

Banyak orang memperdebatkan bahwa bahasa itu sendiri tidak dapat menciptakan kedamaian. Orang-orang di negara yang sama, dengan bahasa dan budaya yang sama pun masih berselisih dan bertengkar.

Zamenhof adalah seorang yang idealis. Dia percaya bahwa dunia bisa berubah. Secara, bahasa tersebut dinamakan ‘Esperanto’-‘seseorang yang berharap.’ Dan seseorang yang memiliki harapan dapat melakukan lebih banyak daripada seseorang tanpa harapan! Zamenhof tidak melihat realisasi mimpinya di sepanjang hidupnya.

Masih ada kesalahpahaman dan perdebatan di antara orang-orang. Tetapi Esperanto telah menyatukan banyak orang lintas dunia. Ia melintasi setidaknya beberapa bagian rasial dan budaya. Di sebuah situs internasional untuk penutur Esperanto, seseorang telah menulis,
“Menjadi seorang penutur Esperanto berarti bahwa saya adalah bagian dari komunitas dunia. Mereka adalah orang-orang yang meyakini kesetaraan-seperti saya. Mereka berseru seperti ‘kita terlahir setara’ Esperanto membebaskan orang-orang mengungkapkan ide-ide tersebut.”


Materi diambil dari http://www.radioenglish.net.


In English :

A GLOBAL LANGUAGE

“Saluton.”

“Saluton. Kiel vi fartas?”

“Bonege, dankon.”

Did you recognize that language? It sounds European - a little like Spanish, or German. But it is neither. It is called Esperanto. You may have heard Esperanto before! It is the most popular invented world language. Today’s Spotlight is on Esperanto.

Conflict and troubles affect people in different ways. They make some people want to run and hide. And they make other people feel angry at the world and the people in it. But some people try and find a way to change things.

Ludovic Lazurus Zamenhof was one of these people. Zamenhof was born in 1859. He lived in the city of Bialystok, Poland. At that time the city was part of Russian territory. There were three major ethnic groups in the city; Poles, Belorusians and Yiddish-speaking Jews. The conflicts between these groups saddened the young Zamenhof. As a Jew, life was not easy. Several hundred years ago many Jews fled to Poland for safety. But conflicts continued. Even children were part of the conflicts. They had fights in the schools and on the streets. Zamenhof grew up in an environment of deep hatred and fear.

However, Zamenhof did not feel hatred and anger in his heart. Some people say that his mother helped to create his good nature. His mother believed that all human beings were children of a loving God. The young Zamenhof began to think of ways to change the hostile environment he lived in.

Zamenhof believed that language barriers were a big part of the problem. He thought that if all people could speak the same language, they would communicate better. As a child, he believed that a common language would end hatred. He dreamed of an end to political and racial hatred. He dreamed of a united world.

Zamenhof began experimenting in creating an international language. In the beginning he tried to create a language with rich grammar. But this became very complex. Zamenhof learned many languages, including German, French, Latin and Greek. He decided that the international language must be as simple as possible. He worked hard for many years. He began by ‘testing’ the language.

How do you test a new language? Well, Zamenhof tried translating existing books, stories, prayers and parts of the Christian Bible. Let us hear how Esperanto sounds!
“Cio estigis per li; kaj aparte de li estigis nenio, kio estigis. En li estis la vivo, kaj la vivo estis la lumo de la homoj. Kaj la lumo brilas en la mallumo, kaj la mallumo gin ne venkis.”
In English this means, ‘And with this Word, God created all things. Nothing was made without the word. Everything that was created received its life from him. And his life gave light to everyone. The light keeps shining in the dark. And darkness has never put it out.’

After Zamenhof had tested the language he needed to publish his book. He called it, ‘Lingvo internacia. Antauparolo kaj plena lernolibro.’ This means ‘International Language. Foreword and Complete Textbook.’ Zamenhof did not put his real name on the book. Instead he used the name ‘Doktoro Esperanto.’ This means ‘Doctor Hopeful.’
So let us take a closer look at Esperanto. About 75% of the words come from Latin and Romance languages like French. About 20% come from German and English. And the rest comes from Russian, Polish and Greek. 28 letters form the Esperanto alphabet. And the language is ‘phonetic’ - you say every word exactly as it is written. There are no exceptions. Most of the grammar of Esperanto follows one of 16 basic rules.
In Esperanto all nouns end with ‘O’. For example the noun bird is ‘birdo.’ If you have more than one bird it becomes ‘birdoj’.

Here is another interesting thing. If you add ‘mal’ to the beginning of a word, it gives the word the opposite meaning. For example - alta means tall. Malalta means short. Seka means dry. Malseka is wet. Pura is clean. Can you guess what dirty is? Malpura!

No one knows exactly how many people speak Esperanto. Some people estimate around 2,000,000. This is based on information such as sales of Esperanto language books and Internet users. Esperanto is most common in Central and Eastern Europe. Speakers of Esperanto have developed some similar customs. But, many people argue that an ’international language’ should not have its own culture. They say that an international language should avoid cultural and racial divides.

Speakers of Esperanto say that the language makes communication easier when travelling. They say that Esperanto is a good second language - better than others like French, Spanish or English.

People in many places in the world use these languages - more than Esperanto! But there are also many native speakers of these languages. The idea of Esperanto is that it makes everyone equal - because it does not ‘belong’ to any particular group. It belongs to the international community! Zamenhof hoped that this would unite people - and help create a peaceful world.

Most people argue that language alone cannot create peace. People in the same country, with the same language and culture still argue and fight.

Zamenhof was an idealist. He believed that the world could change. After all, the language is called ‘Esperanto’ - ‘one who hopes.’ And a person who has hope can do more than a person without hope! Zamenhof did not see his dream in his lifetime. There is still misunderstanding between people. But Esperanto has united many people across the world. It has crossed at least some cultural and racial divides. On an international website for Esperanto speakers, one person wrote,
“Being a speaker of Esperanto means that I am part of a worldwide community. They are people who believe in equality - like me. There are sayings like ‘We are all born equals.’ Esperanto lets people express these ideas.”


The writer of today’s program was Marina Santee. At http://www.radioenglish.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar